> Guru SD berpura-pura Dirampok karena menghabiskan Rp 150 juta untuk pensiun orang tua - Detik News

Guru SD berpura-pura Dirampok karena menghabiskan Rp 150 juta untuk pensiun orang tua

 


Seorang guru SD di Mojokerto, Sri Wahyuliati Ningsih (42), nekat bertingkah seolah dirampok karena ditanyai orang tuanya soal titipan Rp 150 juta yang dipercayakan kepadanya. Sri menggunakan 150 juta rupiah untuk kebutuhan pribadinya dan sangat ingin melaporkannya ke polisi dan berpura-pura dirampok karena malu menghabiskan uangnya.

"Yang bersangkutan menerima uang Rp 150 juta dari orang tuanya sekitar tiga tahun lalu. Dia diminta menyetor uang itu," kata Kasat Reskrim Polres Mojokerto, Tiksnarto Andaru, Rabu. (23/2/2022).

Andaru menjelaskan, dana Rp 150 juta itu berasal dari dana pensiun ayah Sri yang bekerja sebagai satpam di sebuah perusahaan milik negara di Sidoarjo. Menurut dia, seorang guru sekolah dasar di Kecamatan Ngoro, Mojokerto, menghabiskan uang itu tanpa sepengetahuan kedua orang tersebut.

Bahkan seorang suami rahasia pun tidak tahu apa yang dilakukan istrinya. Karena statusnya adalah suami yang baru menikah dengan Sri sekitar dua tahun lalu. Sedangkan petugas dari Desa Jiken, Kecamatan Tulangan, Sidoargo menerima uang dari orang tuanya sekitar 3 tahun yang lalu.

"Dibangun untuk kebutuhan keluarganya, termasuk pembelian motor Honda Beat sekitar Rp 16 juta, dan (Sri) tidak bisa menjelaskan sisanya," kata Andaru.

Dua hari sebelum aksi pencurian dilakukan, Sabtu (19/2), ayah Sri diminta menunjukkan bukti setoran Rp 150 juta. Ibu dua anak ini bingung karena uangnya sudah habis, sehingga dia nekat mengarang cerita perampokan agar orang tuanya mengira uang itu tertinggal di bank.

"Orang tuanya skeptis. Selama ini tidak terbukti dia meminta bukti setoran. Akhirnya, dua hari sebelum kecelakaan, orangtuanya memaksanya untuk menunjukkan slip setoran," jelas Andaru.

Sri melapor ke Polsek Ngoro, Mojokerto, Senin (21/2), sekitar pukul 13.00 WIB. Guru SD ini mengaku dirampok 4 orang di Desa Jalan Raya Tanjangrono, Ngoro, Mojokerto, tepatnya di Jembatan Tanjangrono, pada hari yang sama sekitar pukul 11.45 WIB.

Menurut pengakuannya, pelaku mengendarai sepeda motor Honda Vario dan Yamaha RX King warna hitam. Sedangkan Sri hanya mengendarai sepeda motor Honda Beat bernomor W-4351-NCE.

Komplotan pencuri itu kabur setelah menyita tas kerjanya yang berisi uang tunai Rp 150 juta. Sri mengaku baru menarik uangnya dari Bank Jatim Cabang Sekunder Mujusari, sekitar pukul 10.00-11.15 PD II.

Tim Satreskrim Polres Mojokerto yang dikerahkan untuk mengusut kasus tersebut menemukan sejumlah kejanggalan. Hasil verifikasi dengan Bank Jatim, anak usaha Mujusari, Rahasia hari itu Rp 150 juta tak kunjung dicairkan. Saldo rekeningnya hanya sekitar 3 juta rupiah.

Berbekal fakta tersebut, polisi kembali mencari informasi tentang rahasia saya. Kisah guru SD ini telah berubah. Dia mengarang cerita tentang kehilangan tas kerja berisi uang tunai 500.000 rupiah, kartu ATM dan SIM dalam perjalanan pulang dari mengajar. Setelah beberapa saat, dia tiba-tiba pingsan.

Maka Sri dipindahkan ke RS Dharma Hosada, Ngoro. Lagi-lagi ia berpura-pura sakit hanya untuk mengelabui polisi karena dokter yang memeriksanya mengatakan kondisinya normal. Dia akhirnya tidak dapat menghindari interogasi oleh polisi dan mengaku mengajukan laporan pencurian palsu.

0 Response to "Guru SD berpura-pura Dirampok karena menghabiskan Rp 150 juta untuk pensiun orang tua"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel