> Menengok Kantor Kewedanan Rengasdengklok Saksi Bisu Sejarah Yang Terlewatkan - Detik News

Menengok Kantor Kewedanan Rengasdengklok Saksi Bisu Sejarah Yang Terlewatkan

Bangunan bersejarah di Karawang
Foto: Bangunan bersejarah di Karawang (Yuda Febrian Silitonga/detikcom).

Karawang -

Jelang siang, Shonco atau Camat Raden Soejono Hadipranoto mulai mempersiapkan petugas untuk menyelenggarakan upacara pengibaran bendera Merah Putih, dan menurunkan bendera Hinomaru atau Jepang. Begitulah citra kejadian pada 16 Agustus 1945, siang hari.

Dari buku 'Rengasdengklok, Revolusi dan Peristiwa 16 Agustus 1945' karya Her Suganda, lokasi kejadian tersebut terjadi di halaman Kantor Kewedanaan Rengasdengklok, yang di dikala ini berada di depan pasar tradisional Rengasdengklok, Kabupaten Karawang.

Saat detikcom mendatangi lokasi kejadian tersebut, terlihat ada dua bangunan, merupakan gedung Kewedanaan dan aula. Kedua bangunan tersebut terlihat tidak terurus dengan baik.

Tidak ada papan nama atau pun klarifikasi soal kejadian 16 Agustus 1945. Sementara itu, halamannya cuma menjadi daerah parkir kendaraan roda empat dan roda dua hadirin pasar. Selain itu di dalam aula bahkan lebih sering dipakai istirahat pengemis, gendalangan, pengamen, dan pengepul limbah botol minuman.

Menapaki langkah ke dalam kantor Kewedanaan, di dinding bilik tampakbanyak coretan. Lantai kayu nampak sebagian telah retak, berlubang dan membahayakan orang yang menginjaknya.

"Sangat disayangkan memang, kantor Kewedanaan tidak terawat dengan baik, padahal dahulu kami juga sempat mengadakan kegiatan di lokasi ini, dari mulai rilis buku, hingga bazar lukis dan fotografi. Tujuannya supaya Kewedanaan mampu diamati publik dan pemerintah bukan hanya menjadi gedung kosong," ungkap Dharma Putra Gotama, Koordinator Forum Pemuda Peduli Sejarah Karawang (FPPSK), di ketika diwawancarai, Selasa (17/8/2021).

Dharma mengungkapkan, dari buku 'Rengasdengklok, Revolusi dan Peristiwa 16 Agustus 1945', Raden Soejono Hadipranoto, sebagaipemimpin upacara peristiwa tersebut sempat diwawancarai. Hadipranoto mengakui menemukan perintah dari Soekarni, Dokter Soedjipto, dan Singgih, supaya segera mengabarkan kemerdekaan Indonesia dengan menciptakan upacara pengibaran bendera Merah Putih dan menurunkan bendera Jepang.

Bangunan bersejarah di KarawangBangunan bersejarah di Karawang Foto: Yuda Febrian Silitonga

"Dalam buku karya Her Suganda, yang begitu lengkap menuliskan dongeng insiden penurunan bendera Jepang di Rengasdengklok, bahkan Hadipranoto menuturkan diperintah oleh Soekarni, Dokter Soedjipto, dan Singgih semoga menggelar upacara pengibaran bendera Merah Putih, dan penurunan bendera Jepang," katanya.

Hadipranoto di dikala itu terkejut dan resah diperintah oleh serdadu PETA, untuk menghadap ke Chudan (Kompi) pada pagi hari. Namun, Hadipranoto merasa panggilan tersebut ada relevansinya rencana konferensi membahas perihal cadangan padi yang berhasil dikumpulkan dari para petani.

"Setibanya di Chudan, Hadipranoto dipersilahkan menanti di salah satu rumah yang lazim ditempati Chudanco (Komandan Kompi), di situlah tiba sosok Soekarni yang digambarkannya berpakaian preman, dan dua orang berpakaian militer PETA, yaitu Dokter Soedjipto, dan Singgih, tiba dengan singkat, dan terburu-buru, lalu memerintah Hadipranoto untuk menggelar upacara memaksimalkan bendera Merah Putih," ucap Dharma.

Ada enam poin perintah di ketika itu; pertama, yakni menjelaskan perihal kedatangan Bung Karno beserta rombongan (Bung Hatta, Fatmawati, dan Guntur Mohammad Soekarnoputra yang di dikala itu masih bayi). Kemudian menerangkan bahwa Jepang sudah kalah berperang, sekutu akan datang, dan menguasai. Selanjutnya ketiga kegalauan akan sekutu menguasai Indonesia, oleh risikonya mesti segera menyatakan merdeka, dan keempat, yakni dengan merencanakan pengumuman bahwa bangsa Indonesia sudah merdeka.

"Lalu, poin kelima, secara teknis, Hadipranoto diperintah merencanakan bendera Merah Putih, dan menghimpun penduduk , kemudian di poin simpulan, di dikala bendera Jepang diturunkan, dan tergantikan bendera Merah Putih, Hadipranoto diperintah untuk berpidato dengan lantang, dan menjelaskan perihal kemerdekaan Indonesia," katanya.


Sumber detik.com

0 Response to " Menengok Kantor Kewedanan Rengasdengklok Saksi Bisu Sejarah Yang Terlewatkan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel